Stabat – Sedikitnya, empat orang mahasiswa dari sebuah universitas swasta di Kota Medan, dikabarkan didrop out (DO) kampusnya, karena berorasi menentang pungutan parkir, Kamis (15/6/2023) kemarin. Bahkan, mahasiswa lainnya dari beberapa fakultas diancam skorsing dan beasiswanya akan dicabut.
Hal itu pun menuai kecaman dari berbagai pihak. Seperti yang disampaikan Anggota Komisi A DPRD Sumut Ricky Anthony SH. Ia sangat menyayangkan kebijakan yang diambil pihak universitas, tekait kritik dan saran dari para mahasiswa yang menimba ilmu di sana.
“Kebijakan universitas tersebut sungguh tidak baik. Semestinya, pihak kampus dapat menjadi jembatan putra – putri bangsa untuk meraih masa depan. Bukan mangambil kebijakan sebaliknya, yang justru dapat merusak masa depan mahasiswa,” tutur Ricky Anthoni, Selasa (20/6/2023) sore.
Hanya karena menyampaikan pendapatnya di depan umum, kata politisi muda dari Partai NasDem itu, pihak kampus langsung memberikan sanksi DO. Idelanya, pihak kampus harus faham bahwa negara ini merupakan negara demokrasi. Dimana, setiap warga negara berhak menyampaikan pendapatnya di depan umum.
“Saya menilai, memang terlihat aneh jika suatu lembaga pendidikan membebankan biaya parkir pada mahasiswanya sendiri. Terkait hal ini, saya meminta kementrian terkait untuk mengambil kebijakan dan tindakan tegas terkait persoalan teresbut,” tegasnya.
Diketahui, Kamis (15/6/2023) kemarin, para mahasiswa dari beberapa fakultas di salah satu Universitas swasta di Kota Medan melakukan orasi. Mereka resah dengan adanya kebijakan kampus tentang beban biaya parkir di sana.
Alih – alih aspirasinya didengar pihak kampus. Empat mahasiswa dari universitas terebut malah di-DO, karena dianggap melakukan pelanggaran berat. Sementara mahasiswa lainnya, terancam diskorsing dan beasiswanya dicabut.
Atas kebijakan kampus tersebut, mahasiswa akan malakukan demonstrasi yang lebih besar ladi dan mengadukan hal itu ke DPRD Sumut. Tujuannya, untuk memperjuangkan korban – korban yang mendapatkan DO dan skorsing.
Ria Anglina Syaputri Sitorus, salah seorang mahasiswi yang di-DO berharap, agar pihak kampus menerima seluruh aspirasi mahasiswa dan mempertimbangkannya. “Jangan pernah menjadi kampus yang anti kritik. Karena banyak mahasiswa yang resah akan hal tersebut. Buatlah kebijakan yang baik dan jangan pernah merugikan mahasiswa,” tegas Ria. (Ahmad)