MEDAN – Dua organisasi bagian Aljam’iyatul Washliyah Sumatera Utara mengecam Ferdinand Hutahean yang dinilai menghina Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Bukan hanya menghina masyarakat Sumut, pernyataan Ferdinan itu juga dinilai telah ‘melecehkan’ institusi TNI. Sebab, karir dan kepangkatan Edy Rahmayadi banyak diraih melalui jenjang-jenjang pendidikan dan pelatihan di TNI.
“Ferdinand sudah ‘menghina’ masyarakat Sumatera Utara. Bisa juga dibilang ‘melecehkan’ TNI. Bagaimana mungkin institusi TNI salah dalam melatih dan mendidik Pak Edy Rahmayadi hingga mendapat pangkat Letnan Jenderal. Kalau Pak Edy Rahmayadi bodoh, tentu tidak dipromosi sampai pada jabatan Pangkostrad,” tutur Ketua Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (Himmah) Sumut, Kamaluddin Nazuli Siregar saat menggelar konferensi pers bersama Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) Sumut, Muhammad Amril Harahap, Jumat (28/7/2023), di Kafe Sultan Medan.
Sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi menyebut fenomena begal hanya kenakalan yang membutuhkan penanganan serius dan berkelanjutan dari lintas komponen, dan tidak boleh dipolitisir. Gubsu juga menegaskan pentingnya kolaborasi dan kerjasama di setiap sektor dalam mengantisipasi, mencegah, serta meminimalisir hal tersebut.
Mengomentari hal itu, Ferdinand menyebut Gubsu bodoh. “Saya merasa terhina ada Gubernur Sumut sebodoh ini,” ujar Ferdinand dalam keterangannya Sabtu (22/7/2023) yang dilansir sejumlah media.
Kamaluddin menilai pernyataan Ferdinand itu bukan sekadar sensasi, tetapi sentiment yang ditengarai mengarah pada ujaran kebencian. “Saya sangat menyesalkan sekali komentar sinis Ferdinand Hutahaean yang menyatakan Gubsu bodoh. Pernyataannya tidak berdasar! Ditengarai mengarah pada ujaran kebencian karena pernyataannya itu mengandung unsur penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tak menyenangkan, memprovokasi dan bernuansa penghasutan,” ujar Kamaluddin Nazuli Siregar diamini Amril Harahap.
PW Himmah dan IPA Sumut, ucap Kamaluddin, masih mempelajari aspek hukum dari pernyataan sentiment Fedinand Hutahean tersebut. “Masih dipelajari aspek hukumnya. Tim terlebih dahulu akan berkonsultasi dengan para ahli, apakah perlu ditempuh jalur hukum atau tidak. Kita berharap saudara Ferdinand segera menyadari kekeliruannya,” tukasnya.
Hal senada disampaikan Ketua PW IPA Sumut, Muhammad Amril Harahap. Menurutnya, pernyataan Ferdinand hanya membuat kegaduhan. “Pernyataan ngawur. Saya menilai pernyataan dari orang nol prestasi yang cari sensasi dan mungkin sedang depresi,” sebutnya.
Amril menilai langkah Gubsu mengerahkan Satpol PP untuk membantu kepolisian memberantas begal, sudah sangat tepat.
“Gubsu berupaya melindungi masyarakat dari bahaya begal dengan memberdayakan Satpol PP membantu kepolisian. Langkah ini saya nilai sudah sangat tepat. Perlu kolaborasi lintas sektor dalam mencegah dan memberantas begal yang telah meresahkan masyarakat,” ucapnya.
PW IPA Sumut bersama PW Himmah Sumut, kata Amril, akan berkolaborasi mendukung Gubsu Edy Rahmayadi mengerahkan Satpol PP membantu aparat kepolisian. Kedua organisasi bagian Aljamiyatul Washliyah itu berencana menggelar aksi bersama mengecam Ferdinand yang dinilai telah membuat kegaduhan.
“PW IPA Sumut dan PW Himmah Sumut mendukung kebijakan Gubsu mengerahkan Satpol PP membantu kepolisian mencegah begal. Kita berencana melakukan aksi bersama untuk menyikapi hal itu, sekaligus menggelar doa munajat di depan Taman Makam Pahlawan,” tandasnya. (Red)