Stabat – Pria paruh baya berinisial War, wali murid berinisial SSS mendesak pihak sekolah, agar para pelaku perundungan (Bullying) dikeluarkan atau didrop out (DO). Hal itu menyusul viralnya rekaman video bullying yang dilakukan oleh tiga orang teman sekelas SSS, Jum’at (13/10/2023) kemarin.
“Tadi malam, para pelaku dan orang tuanya datang ke rumah kami ini. Namanya mereka datang untuk meminta maaf, gak ada juga alasan saya untuk tidak memaafkannya,” tutur War, saat dikunjungi awak media di rumahnya, Minggu (15/10/2023) sore.
Dari pihak keluarganya, kata War, permintaan maaf saja tidaklah cukup. Mengingat, secara psikologis mental anak kesayangannya itu sudah terganggu. Ia pun mendesak, agar pihak sekolah unggulan di Kabupaten Langkat itu segera mengeluarkan para pelaku dari sekolah itu.
Kalau hal seperti itu terus dibiarkan, War khawatir akan ada korban – korban lain yang senasib dengan anakanya. Selain mental peserta didik akan terganggu, sekolah unggulan menengah atas di Kecamatan Stabat itu pun dikhawatirkan akan tercoreng nama baiknya.
“Kalau persoalan ini hanya diselesaikan di rumah saya aja, berarti persoalan ini belum tuntas. Makanya saya minta agar diselesaikan di sekolah. Saya juga minta agar para pelaku dikeluarkan dari sekolah itu, biar gak ada lagi korban – korban lainnya,” tegas War.
Menimpali keterangan ayahnya, SSS pun menjelaskan, perundungan yang dilakukan temannya berinisial BNQ, FDM dan MS saat guru tidak berada di ruang kelas. Selain perundungan secara fisik, tiga teman sekelasnya itu juga melakukannya secara verbal.
“Kalau BNQ, dari saya kelas XI sampe kelas XII ini selalu melakukan itu. Dulu saya sempat melawan saat dibully BNQ, tapi dia makin menjadi. Dia (BNQ) selalu menarik jilbab dan menjambak rambut saya dan mencaci saya,” tutur siswa Kelas XII IPA I itu dengan mata berkaca – kaca.
Selama mendapat perlakuan tidak menyenangkan itu, SSS tidak berani mengadu kepada orang tuanya. Ia selalu menutupinya, karena takut persoalan tersebut semakin rumit.
Akhirnya, Jum’at (13/10/2023) sore, teman SSS mengadukan hal itu kepada ibunya. Mendengar hal itu, ibu SSS pun terkejut dan tidak terima atas hal tersebut. Bahkan, SSS sempat dilarang orang tuanya untuk tidak sekolah sementara waktu, karena mentalnya tertekan.
Terpisah, kepala sekolah tempat SSS menimba ilmu menjelaskan, persoalan tersebut masih dalam proses penyelesaian. “Masih dalam proses penyelesaian, besok semua orang tuanya dipanggil ke sekolah,” ketus NP singkat. (Ahmad)