Satuhati.co, Stabat – Warga di Kabupaten Langkat mendadak heboh lantaran dikabarkan 9 ekor harimau memasuki areal pemukiman, khususnya di kawasan Batang Serangan dan perbatasan Langkat-Aceh.
Kedatangan harimau ini diketahui setelah beberapa warga mengaku sempat melihat, bahkan nyaris diterkam. Harimau Sumatera biasanya masuk ke permukiman warga karena daya survive yang menurun dan minimnya pasokan makanannya.
Selain itu, perusakan hutan juga berpengaruh terhadap pergerakan harimau Sumatera, sehingga mendorongnya keluar dari lingkar jelajahnya.
Namun rumor masuknya kawanan harimau ke pemukiman warga itu dibantah oleh pihak Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Begitu mendapat informasi, tim TNGL dan BKSDA terjun ke lapangan mengecek kejadian tersebut.
Kabid Teknis TNGL, Adi Nurul Hadi mengatakan kabar itu tidak benar sepenuhnya. Artinya tidak ada sembilan harimau Sumatera yang masuk ke pemukiman warga secara bersamaan.
Kendati menampik kedatangan hewan buas itu, namun Adi mengakui keberadaan harimau di tiga lokasi berbeda yang didatangi dalam kurun seminggu ini.
Pertama adanya temuan sisa potongan badan babi hutan di Dusun Tegapan, Desa Batu Jonjong, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat pada 19 Juni 2020.
“Kedua, kejadian penerkaman dua ekor lembu oleh di Pantai Salak, Desa Sei Musam, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat. Di sini dugaannya harimau Sumatera yang masuk ke permukiman warga lebih dari satu ekor, jumlahnya belum dapat dipastikan,” kata Adi Nurul Hadi, Minggu (21/6).
Lanjut Adi, kejadian ketiga ketika lima orang warga pencari getah nyaris diterkam harimau setelah berpapasan di kawasan hutan Tenggulun, Aceh Tamiang, Kamis (18/6) malam, yang masih kawasan TNGL.
Kelimanya yakni Roy Mansyah (37), Ahyar Madani (29), Edo Pratama (28), Agung Prasetyo (24), dan Edi Prawoto (48) warga Sukamulia II, Kampung Tenggulun, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang.
Kelima warga itu berangkat ke hutan mencari getah damar dengan mengendari sepeda motor, pada Kamis (18/6) sekitar jam 12.00 WIB.
“Tiba-tiba ketika berjalan kaki hendak mengambil motor untuk berpapasan dengan seekor harimau yang diduga berkelamin jantan,” jelasnya.
Saat kejadian itu harimau berjarak sekitar 30 meter dari kelima pencari getah damar. Mereka selamat setelah memanjat pohon.
“Pencari getah sempat mencoba mengusir harimau Sumatera dengan cara melempar batu dan kayu. Tapi harimau tetap mendekat sehingga para pencari getah memanjat pohon, sebelum akhirnya datang bantuan warga desa membawa petasan yang dihubungi dengan telepon seluler,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, Herbert BP Aritonang mengatakan tidak ada sembilan harimau Sumatera memasuki pemukiman warga.
Menurut dia, sejauh ini fakta temuan di lapangan adalah warga melihat seekor harimau di Halaban, Kecamatan Batangserangan.
“Yang ada satu ekor harimau. Kebenaran informasi masih kami cek ke lokasi. Tim masih di lapangan. Sembilan ekor itu ternak masyarakat yang diangonkan di lokasi. Tidak ada korban, cuma masyarakat setempat ketakutan karena di lokasi ditemukan banyak jejak,” pungkasnya. (*/lim)