Satuhati.co, Medan- Rahmadsyah (30) warga Jalan Satria, Delitua, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, dikenal sebagai pria kasar dan ringan tangan. Hal itu diungkapkan keluarga korban saat ditemui dikediamannya.
Dian, bibi korban menuturkan, selama dua tahun berkeluarga, kelakuan Rahmadsyah sangat tidak manusiawi, kejam, dan ringan tangan. Bahkan, dia tidak segan berperilaku kasar di depan orang banyak
Menurut Dian, terduga pelaku kerap melawan mertuanya sendiri. “Sempat lama tinggal tempat orang tua kami. Awalnya saat pacaran tidak terlihat kasarnya.
Tapi, setelah berkeluarga dengan kakak saya, dia (tersangka) mulai kelihatan kasarnya, berani melawan orang tua kami,” tutur Dian.
Selain itu, terduga pelaku juga pernah melemparkan benda seperti kaca kepada mertuanya.
“Ya, kami keluarga nggak terima orangtua kami digitukan. Kami (keluarga) cekcok dengan si Rahmad,” ungkap Dian.
Bukan hanya itu, Rahmadsyah juga pernah memperlakukan kasar kepada istrinya yang merupakan ibu kandung korban, Fahtulahzanah (30) hingga nyaris tewas.
“Istrinya (kakak saya) pernah dicekik sampai mau meninggal,” sebutnya.
Suasana haru terlihat di rumah duka. Para keluarga, kerabat dan tetangga korban silih berganti mendatangi rumah duka yang merupakan kediaman nenek korban.
Sekira jam 12.30 WIB, jasad kedua bocah malang itu tiba dari rumah sakit. Suasana semakin histeris melihat kedua jasad ditandu masuk ke rumah. Sambil mendampingi mayat kedua anaknya, ibu korban, Fahtulahzanah menangis histeris ketika memasuki rumah itu.
Sejumlah warga di kawasan pemukiman rumah korban Jalan Brigjen Katamso Gang Kesatria Medan mengaku kalau kedua korban memiliki kepribadian yang pendiam.
“Korban ini nggak banyak cakap, diam aja selalu kalau bermain,” kata warga bernama Sastrawati di rumah duka.
Selain pendiam, kedua korban ini selalu kompak bila bermain dengan teman-temanya. “Selalu sama aja kalau bermain,” sebutnya.
Hal yang hampir serupa dikatakan beru Tarigan. Dia menyebut, semasa hidup Ikhsan dan Rafa tidak pernah menyusahkan ibunya maupun ayahnya yang merupakan terduga pelaku.
“Korban abang beradik hanya dua orang saja. Korban sangat baik sama ibu dan keluarganya,” ujarnya
Menurut dia, teman-teman sekolahnya menyebut korban anak yang pendiam.
“Biasalah kalau anak-anak mengganggui. Kalau diganggui korban selalu diam,” kata dia.
Kematian korban dengan cara tidak wajar ini membuat sejumlah warga mengutuk perbuatan terduga pelaku. “Matikan aja itu tersangkanya, bukan manusia itu tersangkanya,” teriak warga saat menunggu kedatangan kedua jenazah dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Usai dishalatkan, kedua jasad abang beradik itu dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Muslim Jawa Jalan Brigjen Katamso Medan. (*/lim)