MEDAN – Pondok Tahfidz Qur’an {PTQ) Shah-Amin Binaan UMN Al Washliyah Medan menggelar Tasyakuran Ustadz Arifin Daulay SPd Alhafidz di pondok Tahfidz Qur’an Shah-Amin Binaan UMN Al Washliyah di Jalan Amal/Sehat, Sunggal, Jumat (26/7/2024).
Tasyakuran yang sederhana namun penuh barokah ini dihadiri Pembina PTQ Shah-Amin, Dr KRT H Hardi Mulyono K Surbakti, Rektor UMN Al Washliyah Medan Dr Firmansyah MSi dan civitas akademika, para Pewakif di antaranya H Hasballah Yunus, mantan Rektor UMN Al Washliyah Dr Kondar Siregar, Plt Direktur PTQ Shah-Amin, Anwar Sadat,H Muhammad Soleh Daulay orangtua Ustadz Arifin Daulay SPd Alhafidz dan keluarga, KUA Medan Sunggal, alim ulama, santri dan santriwati serta para orangtua.
Tasyakuran diisi dengan penyambutan Ustadz Arifin Daulay SPd Alhafidz kembali setelah 1 tahun 6 bulan mondok di Pesantren Zainul Ibad Madura Jawa Timur. Berikutnya dilakukan tepung tawar yang dimulai dari Pewakif, Pembina, Rektor UMN Al Washliyah dan civitas, KUA, para ustadz/pengajar Pondok Tahfidz Qur’an Shah-Amin, orangtua serta keluarga Ustadz Arifin Daulay SPd Alhafidz.
Pembina PTQ Shah-Amin Dr KRT H Hardi Mulyono K Surbakti yang juga Ketua BPH UMN Al Washliyah dalam sambutannya menyebutkan perjalanan Ustadz Arifin Daulay hingga lulus dan menyandang sanad Tahfidzul Qur’an.
“13 Februari 2023 yang lalu, saya tanya sama Ustadz Arifin Daulay, mau ke Madura untuk mondok di Pesantren Zainul Ibad, kalau mau nanti saya sampaikan kepada Syeikh Zaini Abdullah yang berkunjung sebelumnya kemari. Singkat cerita, kami lepas Ustadz Arifin dari pondok kita ini, sampai-sampai saya gak tau bagaimana beliau disana, karena beliau jarang-jarang pakai handphone kalau tidak apa perlu, dan hanya sekali minta izin mau pulang karena orangtuanya sakit, tapi tidak diberi izin, itu pun karena bisa diatasi oleh keluarga. Beliau bertahan disana dan akhirnya dijemput pada 21 juli lalu, setelah lulus,” kata Dr Hardi Mulyono.
Artinya, lanjutnya, bahwa pihaknya serius mendirikan pondok Tahfidz Qur’an ini, serius membinanya, mengembangkannya dan serius menjadikan santri-santrinya bukan hanya menjadi hafidz tapi bersanad semuanya.
“Kalau kita sungguh-sungguh, maka para santri akan seperti Ustadz Arifin Daulay. Dengan lahirnya Hafizh seperti Ustadz Arifin, semoga tempat ini menjadi barokah, kecamatan ini barokah hingga Indonesia mendapat barokah. Saya mengucapkan terima kasih kepada Pewakif, Rektor UMN Al Washliyah dan lainnya ,” ujarnya.
Rektor UMN Al Washliyah, Dr Firmansyah MSi pada kesempatan yang sama juga mengutarakan kebahagiaan dan rasa bangganya atas lulusnya Ustadz Arifin Daulay.
“Apa yang diperoleh dapat dimanfaatkan dan menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi peringan kita untuk masuk ke surga,” harapnya.
Plt Direktur Pondok Tahfidz Qur’an Shah-Amin, Anwar Sadat Harahap saat memberikan sambutan mengatakan, apa yang dicapai Ustadz Arifin Daulay merupakan sejarah bagi Pondok Tahfidz Qur’an Shah-Amin memiliki Ustadz bersanad atau bersambungnya riwayat satu dan lain tanpa putus kepada Rasullullah, Jibril dan Allah.
“Ini adalah kesungguhan yang luar biasa. Kita bersyukur baru berdiri 3 tahun sudah memiliki ustadz bersanad. Ini tidak gampang, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dan tidak sekadar hafal 30 juzz. Wisudanya pun bukan seperti biasanya, hanya satu orang saja,” jelasnya.
Bahkan, kata dia, ustadz yang telah menyandang sanad itu tidak berkata sesuka hati. Apa yang dikatakannya merupakan turunan mulai Allah, Jibril, Rasulullah. Ilmunya yang bermanfaat, seolah-olah beliau ini perwakilan Rasulullah. Di pondok kita ada perwakilan Rasulullah, bersyukur lah kita,” ucapnya.
Ustadz Arifin Daulay mengucapkan terima kasih atas support dan doa dari pembina, pengurus, para ustadz, santri serta orangtua sehingga lulus dalam waktu yang singkat.
“Semuanya dari niat. Saya datang Saya sukses,” kata Ustadz Arifin Daulay.
Dia juga menjelaskan, Nabi Musa diberikan Allah mukjizat berupa tongkat yang mampu membelah lautan, nabi Isa menghidupkan kembali orang yang meninggal. Namun Al Qur’an merupakan mukjizat dari Allah SWT yang terkandung di dalamnya untuk zikir.
“Al-Qur’an itu diturunkan untuk sebagian kecil sifatnya zikir. Hadirnya pondok ini di tengah-tengah kita menjadi pembantu untuk kita senantiasa mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Al-Qur’an. Maka harapan kita, jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman, sebagai teman pencarian kita dengan kemuliaannya Allah akan memuliakan orang-orang yang dekat dengan Al-Qur’an,” jelasnya.
Ustadz Arifin Daulay juga memberikan motivasi agar para santri Pondok Tahfidz Qur’an Shah-Amin untuk meluruskan niat dan bersihkan hati untuk menghafal Al Qur’an.
”Rasulullah ketika umur 4 tahun didatangi oleh dua malaikat lalu dibelah dadanya, dibersihkan hatinya. Maka meluruskan niat kita untuk menghafal, karena menghafal Al Qur’an suatu pekerjaan yang tidak ada pensiun sampai kita meninggal,” ungkap pria yang masih berusia 26 tahun ini. (Red)