MEDAN-Politeknik Negeri Medan (Polmed) menggelar peluncuran program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah Sumatera Utara, Rabu (1/11/2023).
Peluncuran yang dilakukan di Aula Raja Inal Siregar lantai 2 gedung Pemprov Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Medan itu dirangkai dengan diskusi dan penandatangan konsorsium.
Pada program tersebut Polmed dipercaya Direktorat Kemitraan Penyelarasan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) Kemendikbud Ristek sebagai koordinator konsorsium dengan beranggotakan Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara, Politeknik Wilmar Bisnis dan AMIK Polibisnis, kalangan komunitas, dan Kadin Sumut serta media massa.
Dalam Kick Off program tersebut dilaunching secara resmi Plt Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung, Direktur Polmed, Dr Ir Idham Kamil ST MT dan pejabat LPDP.
Tampil sebagai nara sumber pada diskusi publik itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut, Kadin, dan pejabat dari Kementerian Perdagangan yang dihadiri Deputi II Bidang Pembangunan Manusia dari Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan.
Selain itu hadir pejabat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Fahdiansyah Putra, para kepala daerah, pejabat birokrat, serta pelaku usaha serta peserta konsorsium.
Uuf Brajawidagda dalam sambutannya mengapresiasi atas kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemerintah daerah, dimana salah satu upaya konkrit adalah program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.
Menurutnya kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan model ekosistem yang akan dijadikan acuan dalam menentukan klaster inovasi berdasarkan potensi dan agenda prioritas pembangunan daerah.
“Program ini akan dicapai melalui kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemerintah daerah, dan akan disesuaikan dengan kebutuhan DUDI,” ujar Uuf Brajawidagda.
Deputi II Bidang Pembangunan Manusia dari Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan mengatakan, program ini merupakan titik awalan daerah untuk menentukan arah masa depan pembangunan ekonomi dan inovasi sebagai kelanjutan pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia yang sebelumnya diatur dalam I Perpres Nomor 68 Tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Dia menilai, saat ini tantangan di daerah adalah kemampuan mengelola lembaga serta membangun komunikasi dengan lintas stakeholder, SDM pendidikan vokasi dengan visi mumpuni menjadi kunci,
“Melalui ekosistem kemitraan inilah yang nantinya akan menjadi pendorong daya saing ekonomi di daerah,” katanya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung menyebutkan, Pendidikan Vokasi harus hadir sebagai solusi bagi pembangunan daerah, sehingga potensi yang ada di daerah dapat dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing daerah, serta berkontribusi demi pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Sumut sudah selayaknya menjadi daerah Vokasi dengan jumlah ribuan SMK, baik negeri maupun swasta,” ujarnya seraya merincidari total sekitar 2.050 SMA/SMK di Sumut, akan ada 8.000 lulusan setiap tahunnya.
Untuk itu, katanya pemerintah daerah selalu berupaya agar penyerapan tenaga kerja di Sumut bisa efektif bagi lulusan SMA/SMK di setiap tahunnya.
Menurutnya, Pemprov Sumut mendukung program ini karena pendidikan vokasi dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja.
Direktur Polmed, Dr Ir dham Kamil ST, MT mengatakan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis dan pendataan.
Menurutnya program ini merupakan tindak lanjut Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi bertujuan untuk menyiapkan SDM kompeten, produktif, dan berdaya saing untuk menyiapkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Program penguatan ekosistem vokasi, katanya dilaksanakan di 27 provinsi dengan 20 Perguruan Tinggi vokasi di Indonesia.
“Jadi merupakan suatu kehormatan bagi Polmed ditunjuk sebagai koordinator pelaksana untuk melaksanakan program ini di Sumut,” sebutnya.
Dalam program ini pihaknya menggandeng perguruan tinggi vokasi yakni Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara, Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, dan AMIK Polibisnis, Kementerian Perdagangan dan terus melakukan kerja sama dengan DUDI.
Program ini akan dilakukan selama tiga tahun. Dia yakin dengan semangat kerja sama yang tinggi dapat menghasilkan hal baik khususnya kemitraan dalam program tersebut.
Idham memaparkan, di tahun pertama akan dilakukan riset tentang perencanaan inovasi yang akan menghasilkan policy brief.
Kemudian bisa juga berupa peningkatan kapasitas di perguruan tinggi vokasi dan di lembaga-lembaga pelatihan vokasi.
Pada tahun pertama ini, sebutnya kick off programnya nantinya akan dilakukan selama hampir satu tahun untuk penyusunan mapping dan diharap dapat mewujudkan perekonomian daerah yang unggul dan berdaya saing. ( swisma)