SIBOLGA – Seorang guru di salah satu SD Negeri di Kota Sibolga, Sumatra Utara, diduga melakukan pelecehan seksual kepada seorang siswi yang masih duduk di kelas V.
Infomasi yang diperoleh menyebutkan, dugaan tindakan asusila itu dialami korban, saat oknum guru (diduga pelaku) menyuruh korban memungut sampah di bagian belakang sekolah.
Memungut sampah menjadi rutinitas para siswa sebelum pulang sekolah. Dugaan perilaku tidak terpuji oknum guru SD itu terjadi sekira pukul 11.00 WIB, saat jam pulang sekolah, Rabu (15/11/2023).
Sebelum meninggalkan ruang kelas, korban bersama temanya disuruh seorang guru lainnya untuk membeli makanan. Namun, saat turun dari tangga, korban bertemu dengan guru (diduga pelaku).
Korbanpun disuruh mengutip sampah ke arah belakang sekolah. Saat itulah, oknum guru (diduga pelaku) mencubit bagian sensitif (dada) korban.
Sontak, korban teriak dan menangis begitu mendapat tindakan tidak senonoh dari oknum gurunya. Reaksi korbanpun mendapat perhatian dari para guru dan wali kelasnya.
Kepada wartawan di kediamannya, korban didampingi neneknya menceritakan kronologis, saat ia mendapatkan dugaan tindakan pelecehan dari gurunya, Kamis (16/11/2023).
“Saat turun tangga, jumpa sama bapak itu. Kata bapak itu, kutip dulu sampah ke belakang sekolah yang paling ujung. Karena banyak sampahnya, kusuruhlah kawan membantu. Sudah siap dikutip sampahnya, mau pergilah kami beli nasi, ditahan bapak itu aku, teman aku ditarik, didorong, disuruh bapak itu orang itu pergi. Tapi kawanku itu masih ngintip. Saat hadap-hadapan sama bapak itu, disitulah dicubitnya bagian dada ku,” kata korban.
Korban yang menangis dan ketakutan memberitahukan kejadian itu kepada wali kelasnya. Saat itu, korban malah disuruh diam dan tidak menyampaikan kejadian itu kepada neneknya.
“Hapuslah air matamu itu. Pulanglah, tapi jangan sampaikan sama nenek,” kata korban menirukan ucapan wali kelasnya.
Kejadian yang menimpa korban ini pun terungkap saat ia sampai ke rumah. Neneknya yang penasaran menanyakan sebab cucunya menangis saat pulang sekolah.
Saat itulah korban menceritakan kejadian yang dialaminya. Setelah mendengar pengakuan cucunya, sang nenek langsung mendatangi sekolah dan menemui oknum guru (diduga pelaku).
“Sampai di sekolah, seorang guru menganjurkan untuk berdamai dan tidak melaporkan kejadian itu ke polisi. Saya pun marah dan emosi mendengar ucapan itu,” kata nenek korban.
Warga sekitar yang merasa prihatin langsung membawa cucunya tersebut ke Polres Sibolga untuk membuat laporan.
Nenek korban mengungkap, kalau korban merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Korban adalah anak yatim, ayahnya meninggal dunia saat korban berusia 6 bulan.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sibolga, Masnot Hasibuan, saat dikonfirmasi wartawan mengaku sudah mendapat informasi atas kejadian itu dan akan memanggil oknum guru tersebut.
“Tadi, pak sekretaris sudah bertemu dengan guru dan kepala sekolah menanyakan kronologis kejadian yang sebenarnya. Saya juga berencana memanggil guru tersebut. Apalagi, sudah ada laporan ke pihak kepolisian, biarkan proses hukum berjalan,” kata Masnot.
Masnot mengaku terharu begitu mengetahui bahwa korban adalah anak yatim. Ia pun mengatakan, akan segera menemui korban.
Kapolres Sibolga, AKBP Taryono Raharja melalui Kasi Humas, Iptu Suyatno membenarkan adanya laporan dugaan pelecehan seksual terhadap seorang siswi yang diduga dilakukan oleh oknum guru di salah satu SD di Kota Sibolga tersebut.
“Benar, korban didampingi keluarganya sudah membuat laporan ke Polres Sibolga,” singkat Suyatno. (Riz)