MEDAN -Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS Sumut) gelar diseminasi hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 (ST2023) tahap I di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Rabu (20/12/2023).
Dalam kesempatan itu, disampaikan jumlah usaha pertanian hasil ST2023 sebanyak 1.517.141 unit, turun sebesar 11,25 persen dibanding tahun 2013 yang sebanyak 1.709.546 unit.
Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin menyebutkan, jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) tercatat sebanyak 1.516.399 unit, turun 11,26% dari tahun 2013 yang sebanyak 1.708.766 unit.
Kemudian jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 435 unit, naik 1,16% dari tahun 2013 sebanyak 430 unit.
Untuk jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) 2023 sebanyak 307 unit, turun 12,29% dari tahun 2013 yang sebanyak 350 unit.
Pada duaeninasi itu dihadirii Statistisi Ahli Utama Misfarudin, Statistisi Ahli Madya Masta Juita Gurning, Muhammad Dani Iskandar, Prakom Ahli Madya Fadjar Wahyu Tridjono dan Joel Roy Perangin Angin.
Dijelaskannya, UTP mendominasi usaha pertanian di semua subsektor, dimana UTP terbanyak terdapat di subsektor perkebunan yakni mencapai 811,06 ribu unit usaha.
Sementara, UPB terbanyak terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 336 unit usaha serta UTL terbanyak juga terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 157 unit usaha.
UTP paling banyak terdapat di Langkat yakni 151.709 unit atau mencakup 10,00% dari total UTP di Sumut.
UTP paling sedikit terdapat di Tebingtinggi sebanyak 3.164 unit atau mencakup 0,21% dari total UTP di Sumut.
Sedangkan jumlah UTP urban farming di Sumut tercatat sebanyak 494 unit.
Ia menyebut, UTP urban farming paling banyak terdapat di Binjai sebanyak 137 unit atau mencakup 27,73 persen dari total urban farming di Sumut.
Sedangkan, UTP urban farming paling sedikit terdapat di Padangsidimpuan, Gunungsitoli, Sibolga, Tebingtinggi, Tapanuli Selatan, Toba, Batubara, Labuhan Batu Selatan, dan Nias Utara.
Dijelaskannya, petani di Sumut, masih didominasi generasi X (43-58 tahun: 42%).
Diikuti generasi milenial (27-42 tahun: 29,50%), baby boomer (59-77 tahun: 24,87%), generasi Z (11-26 tahun: 2,07%) dan pre boomer (lebih dari 78 tahun: 1,56%).
Jadi, di tahap I ini baru sebagian data yang disajikan. Ada 8 indikator yakni Usaha Pertanian dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), demografi pengelola usaha pertanian, lahan yang dikuasai, gurem, petani milenial, urban farming, serta penggunaan pupuk dan komoditas.
Data lengkap dan rinci lainnya akan didiseminasikan pada hasil pencacahan lengkap
ST2023 tahap II pada 15 April 2024,” tukasnya. (swisma)